MEMANFAATKAN LIMBAH BUAH DAN SAYUR, TIM KKNT-INOVASI IPB DESA JERUKWUDEL, GUNUNG KIDUL BANTU MASYARA

Dian Prasetyo 12 Agustus 2024 10:04:40 WIB

Sejak kedatangan mahasiswa IPB untuk melaksanakan KKN Tematik Inovasi di Dusun Pudak B, Kelurahan Jerukwudel, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul pada tanggal 24 Juni 2025, sangat banyak warga yang mengeluhkan bahwasannya pupuk NPK merah ponska sulit didapatkan oleh masyarakat. “Pupuk disini sulit, mas mba. Kami dapat hanya satu karung, satu karungnya 25 kilo masih harus dibagi lagi dengan 4 KK. Jadi 25 kg untuk 5 KK, satu KK-nya 5 kg.” tutur Pak RW 03 Dusun Pudak B, Pak Adi. Memang sudah lama warga mengeluhkan tentang sulit dan mahalnya pupuk disini, “meskipun sudah disubsidi oleh pemerintah, tapi tetap saja ketersediaannya dibatasi untuk setiap wilayah. Kalau beli yang tidak subsidi lebih mahal, warga tidak mampu.” tutur warga lain yang sama-sama mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk.

Tentu saja hal itu menjadi sebuah masalah yang harus dipecahkan untuk membantu warga di Desa Jerukwudel, khususnya Dusun Pudak B. Desa Jerukwudel memiliki geografis seperti desa lainnya di Girisubo dengan ekosistem karst, curah hujan yang rendah sehingga wilayah tersebut memiliki masalah kesulitan air bersih dan tanah yang kering, ladang-ladang yang mengandalkan air hujan karena tidak ada aliran air, sehingga disebut juga ladang tadah hujan. Kesuburan tanah menjadi pekerjaan rumah yang besar, terlebih lagi pada tahun ini siklus hujan terbilang berantakan. Lebih parahnya lagi, hampir seluruh ladang mengalami gagal panen. Ladang yang digunakan untuk berbagai macam jenis tanaman seperti padi, singkong, dan kacang tanah tidak ada satupun yang berhasil dipanen. Permasalahan hama juga menjadi

keresahan bagi masyarakat terutama hama pada akar yang disebabkan oleh cendawan dan serangga. “Sering mas mba, tanaman diserang hama, jadinya jelek dan gagal panen.” keluh Pak Mudjianto, salah satu warga yang sedang dikunjungi rumahnya.

Di tengah kekhawatiran masyarakat Desa Jerukwudel atas sulitnya ketersediaan pupuk dan gagal panen, mahasiswa KKN Tematik Inovasi IPB 2024 memberikan secercah harapan dengan berinovasi memanfaatkan limbah organik menjadi Pupuk Organik Cair (POC) Eco-Enzyme yang dapat digunakan secara berkelanjutan. Jenis pupuk ini dibuat dengan bahan-bahan sederhana yang mudah ditemukan di kalangan masyarakat, dengan memanfaatkan limbah buah dan sayur sebagai bahan bakunya. Pembuatannya juga dibilang cukup sederhana dengan mencampurkan bahan seperti, tetes tebu (molase), limbah buah dan sayur, serta air dengan masing-masing perbandingan 1:3:10. Selain itu untuk pembuatan menjadi pupuk ada bahan tambahan berupa EM4 atau aktivator mikroba fermentasi.

Hal tersebut menjadi potensi yang menjanjikan untuk digunakan oleh masyarakat karena POC eco-enzyme yang dihasilkan memiliki volume yang banyak dengan penggunaan yang sedikit, sehingga dalam satu kali pembuatan dalam galon, bisa digunakan dalam waktu panjang dan berkelanjutan. POC eco-enzyme ini juga bisa menjadi jawaban atas permasalahan hama yang sering terjadi pada tanaman karena kandungan yang ada dalam pupuk cair tersebut merupakan mikroorganisme baik yang dapat melawan patogen atau hama tanaman.

Kami sebagai mahasiswa IPB yang melakukan KKN di Dusun Pudak B sangat senang bisa mengenalkan inovasi POC eco-enzyme ini kepada masyarakat, dimana itu memang masalah yang masyarakat harapkan solusinya. Yang semoga saja dengan pengenalan pupuk ini dapat diaplikasikan secara berkelanjutan oleh masyarakat dan lebih memajukan sektor pertanian masyarakat yang membawa kesejahteraan bersama.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung